JAKARTA (tribratanews.jatim.polri.go.id) – Pengamat Pendidikan, Profesor Jejen Musfah, menyampaikan bahwa kurangnya pendidikan seksual di Indonesia menjadi salah satu faktor mempengaruhi meningkatnya kasus tindakan asusila di ranah pendidikan.
Dalam keterangannya ia menyebutkan meskipun tidak ada mata pelajaran khusus tentang pendidikan seksual. Siswa harus diberi pemahaman terkait bahaya dan dampak negatif dari perilaku asusila.
“Di Indonesia, pendidikan seksual belum menjadi bagian dari kurikulum utama. Sedangkan Thailand yang secara aktif mengampanyekan penggunaan alat perlindung untuk mencegah risiko kesehatan,” ujarnya, dilansir dari laman RRI, Jumat (27/9/24).
Ini perlu menjadi perhatian, terutama dalam mengedukasi siswa. “Pentingnya menjaga diri dari tindakan asusila,” ujarnya.
Ia juga menyoroti peran komite sekolah sebagai representasi orang tua dan masyarakat. Komite sekolah harus lebih aktif membahas isu-isu sensitif seperti ini dan tidak menganggapnya sebagai topik tabu.
“Masyarakat sekitar sekolah juga perlu berperan dalam mengawasi kegiatan siswa di luar sekolah. Seperti ketika mereka berkumpul di tempat-tempat umum,” ujarnya.
Dengan peran aktif dari sekolah, orang tua, komite, dan masyarakat. Diharapkan tindakan asusila di lingkungan pendidikan dapat dicegah secara lebih efektif. (tbn/mbah)
Publisher By : BIDHUMAS POLDA JATIM